Andaikan bisa semua diputar kembali seperti dulu. Mungkin Nazam tak akan pernah mau bertemu Gladis. Mungkin dia akan memilih untuk tak membalas sapaannya. Mungkin, mungkin, dan banyak lagi kalimat yang diawali dengan kata mungkin itu.
Kesimpulannya hanya satu. Nazam menyesal karena dia tak mendengar istrinya.
'Andai aku tidak berbuat zalim pada Sofia, mungkin aku tak akan dihukum seperti ini. Langsug diberi karma. Karma yang sangat kejam.'
"Dis, kamu bohong, kan? Kamu tidak melakukan hal itu padaku, kan?"
Berharap Gladis menjawab bahwa apa yang dia katakan pada Beno sebelumnya adalah sebuah kebohongan, ia tak ada capeknya membisik begitu. Entah sudah berapa kali Nazam bertanya, tapi Gladis memilih bungkam.
"Sinting!" Hingga akhirnya kesabaran Nazam habis. Dia pun berteriak bak kesetanan.
Saking kesalnya Nazam, ia ingin sekali mengumpat kasar. Tapi dia masih bisa menahan diri untuk tak melakukan hal tersebut meski marah dan kesal setinggi gunung dan langit.