Tak ada angin tak ada hujan, mendadak hati Sofia dirundung kegelisahan yang semakin dirasa semakin menjadi-jadi.
"Mas aku ...."
Baru mau mengadu, sudah ada orang yang mendatangi Nazam. Itu adalah rekan bisnis ayahnya. Datang untuk menyapa.
"Bagaimana kabarmu setelah menikah. Yang mana istrimu, apakah yang ini?"
Sofia kontan mematri senyum lengkung pelangi. Mengangguk ramah. Sebelah tangan Nazam memeluk setengah dari punggung Sofia, memamerkan istri tercintanya dengan bangga.
"Kabar saya baik dan bertambah baik setelah memilikinya dalam hidup saya. Sofia," kata Nazam terdengar berlebihan.
Semua terkekeh pendek, kemudian lelaki yang menyapanya itu berkata, "Benar, hidup seorang lelaki akan lebih baik bila memiliki pasangan hidup yang tepat. Benar, kan?" Menoleh pada rekan lainnya, dan orang itu mengiyakan.
"Kami ke sana dulu, ya." Tak lama langsung undur diri setelah melihat ada orang bisnis lain yang datang.
"Baik, Pak. Nikmati waktunya, ya ...."
