Isi mata Lisa bagai terburai kala mendengar Inggit sahabatnya akan mencarikan dia seorang jodoh. Melalui bantuan dari Ariandi, sosok lelaki yang kini merajai hatinya.
Sofia tergelak sambil tepuk tangan. Sangat senang ketika mendengarnya. Dia mengangguk setuju, lagipula kapan lagi Lisa punya kesempatan sebagus ini.
"Mungkin temannya Ariandi juga enggak akan beda jauh kelasnya, sultan," timpal Sofia di tengah-tengah tawanya yang menggelitik itu.
Wah, perutnya serasa dikocok-kocok bak es kelapa muda.
"Malah pada ngakak. Gimana Lisa? Kamu mau enggak? Lagian iya sih kamu itu sibuk terus sampe enggak sempat cari jodoh. Ayolah," bujuk Inggit meminta jawaban pastinya, karena dia tak main-main dengan ucapannya. Tapi sungguh serius dan akan melakukannya, meminta Ariandi agar mengenalkan satu temannya untuk Lisa.
Tawa Sofia berkurang volumenya, perlahan sampai akhirnya terhenti total. Kini, wajah mereka menyelami air muka Lisa yang super kaku.
