Dasar wanita julid, sekalinya bertemu dengan Sofia, langsung membuat kondisi hatinya bad mood seketika. Sofia membatin, apa maksud dari tatapan melotot itu?
Berdecih pelan, sampai akhirnya Sofia memilih untuk bungkam dan lanjut jalan. Malas rasa hatinya walau untuk sekadar menyapa atau bertanya.
Malas ribut.
Ia tahu, jika melakukannya pasti akan ada acara adu mulut lagi seperti yang sudah-sudah.
Bahkan ketika Sofia baru akan masuk ke dalam lift pun, mata Dewi masih saja mengekori kepergiannya ketika diam-diam curi pandang dengan ekor mata.
"Duh, apaan, sih? Kenapa ngeliatin tas ini sampai segeitunya. Aku rasa dia tak mungkin menginginkan tas ini, kan? Kalau pun mau, kan tinggal beli saja. Setahuku dia itu orkay."
Akhirnya Sofia bisa mengomel setelah masuk ke dalam lift. Di sana, dia ngedumel habis-habisa. Geram.