Mega mendung hadir di angkasa pagi itu. Tampaknya sebentar lagi akan turun hujan. Nazam terheran dengan kondisi alam. Padahal musim penghujan sudah selesai, tapi mengapa ia datang lagi?
Ia masih setia menunggui istrinya yang mendadak demam. Sofia kini tertidur setelah obat yang diberikan padanya bekerja dalam tubuh.
"Istriku yang hebat ini akhirnya tumbang lagi." Mata Nazam mengedar hingga berhenti di perutnya.
"Kalian baik-baik, ya, Nak. Jangan sampai pengorbanan tulus mama kalian sia-sia. Lihatlah, mama kalian tak pernah mengeluh walau kondisinya sedang sakit begini."
Nazam menggenggam tangan Sofia hati-hati, jangan sampai wanita itu terbangin dari buaian mimpi. Ditatapnya wajah pucat kemerahan itu dengan tenang. Ingin sekali Nazam mengelusnya sayang.
Namun, dia takut membangunkan tidurnya.