Malam ini turun hujan. Nazam sudah cemas bukan main terpikir istrinya di rumah. Memang, setelah ia tahu kabar bahwa Sofia tak berniat minggat atau apa pun itu, hatinya lega.
Namun, membiarkannya sendirian di apartemen membuatnya risau tak kira-kira. Mana menolak untuk ditemani oleh ibu dan adiknya.
Bisa-bisanya ....
Mulyo yang menunggui Nazam sedari tadi memerhatikan sambil duduk di kursi pojok ruangan. Melipat tangan hingga dada dan nyaris tak berkedip barang sedetik.
"Mul, sampai kapan aku harus tinggal di sini? Enggak bisa pulang sekarang aja kah? Kamu lihat sendiri aku sudah sangat sehat begini," kata Nazam tak sabar. Dia mendekati Mulyo dan menggeret tiang infus susah payah.
"Sabar sampai besok, Pak. Tadi dengar sendiri, kan? Kata susternya, tunggu pemeriksaan dulu besok sama dokter."
Nazam mendesah kesal. Menunggu sampai besok? Apakah dia akan tahan? Sementara kini yang ada dalam pikirannya hanya ada Sofia saja.