Tangannya serasa digigit semut di sela-sela kesadarannya yang masih belum stabil. Nazam tak tahu jika dokter sedang membenarkan jarum infus yang mau copot dari tangannya.
Lama-kelamaan pandangan mata Nazam semakin jelas, bahkan terlihat senyum merekah terlihat nyata di depan wajahnya.
Senyum seorang dokter bername tag Kevin. Tak lama, lelaki itu pergi dari hadapannya, dan mata Nazam mengikutinya refleks.
"Semua tanda vitalnya normal. Tak ada hal serius yang harus dicemaskan."
Dokter Kevin bicara pada seseorang di ambang pintu, tapi pandangan Nazam belum jelas kalau harus melihat ke tempat yang berjarak jauh.
"Kalau begitu saya permisi." Kemudian berlalu begitu saja setelah Nazam mengetahui dokter itu berbincang di sana, meski kalimat yang didengarnya samar.
Mereka membicarakan tentang apa, ia tak tahu sama sekali.
Langkah sepatu jelas di telinga Nazam. Dia semakin menajamkan pandangan, melihat ke sana, kepada tiga orang perempuan yang perlahan-lahan jelas terlihat wajahnya.