Nazam sudah duduk kembali di meja kerjanya, sudah menyibukkan diri di sana, sementara Mulyo masih duduk di sofa ruang kerja Nazam. Masih bengong setelah atasannya itu menceritakan semua padanya.
Tentang Ferdy yang ditenangkan oleh Davin. Tentang teror yang sebenarnya tak terlalu Nazam mengerti. Tentang perkataan Davin yang menyeret nama Ratih. Dan semuanya, semua ditumpahkan pada Mulyo tanpa rahasia-rahasiaan, termasuk dengan rencana Davin yang jendak mencari wanita di restoran tadi.
"Itulah kenapa pak Nazam menyuruhku untuk mencarinya. Karena dia adalah ...."
"Ya, dia juru kuncinya dalam hal ini," pungkas Nazam memotong gumaman Mulyo yang terdengar jelas di telinganya.
Nazam berkata tanpa mengalihkan pandangan dan perhatiannya pada dokumen yang sedang dia periksa.
"Menurutmu, apakah yang Davin bicarakan itu adalah Ratihku yang sudah tiada itu?"
Pertanyaan ini menusuk jantung Nazam sendiri, perih. Namun, ia harus menanyakannya demi menemukan jawaban pasti.