Rindu tak dapat ditahan? Sebaiknya apa yang mesti Nazam lakukan demi membunuh rasa yang menyiksa itu?
"Shit! Kangen banget sama istriku yang lucu mirip kelinci itu. Nggak bisa lama-lama di sini terus, aku harus pulang!" tekad Nazam kuat.
Ia diburu kegelisahan yang tak jelas penyebabnya apa. Mungkinkah karena terlalu rindu pada Sofia? Oh, ya ampun. Nazam tak pernah segila ini sebelumnya.
Lelaki itu berjalan keluar dari kamar, langsung menuju kamar Mulyo dan menggedor pintunya tak sabar. Saking geregetan kepikiran istri tercinta, tersayang, tersegalanya, Nazam sampai lupa kalau di samping pintu ada bel.
"Mul, Mulyo!" Nazam juga sampai manggil nama Mulyo dengan kerasnya. Lagi-lagi lupa kalau ada ponsel. Padahal tinggal telepon saja, repot sekali Nazam ini.
Sekretarisnya sedang makan siang waktu Nazam mengetuk pintu dan memanggil namanya berkali-kali. Dia berdecih. Baru makan dua suapan saja sudah dapat gangguan tak terduga dari atasan.