Sofia sedang duduk di meja makan sekarang. Hendak makan siang. Namun, dia sendirian. Sebab sang ibu kini tak ada, membesuk ayahnya di penjara. Ka sendiri tidak ikut, ingin biarkan sang ibu melepas kerinduannya sendiri. Meski sebenarnya ia juga ingin bertemu dengan ayahnya lagi.
Terkadang dia termenung, membiarkan makanan di piring mendingin. Pikirannya dipenuhi dengan sosok ayahnya.
Sofia mendesah berat, berpikir kapan rasa sedih itu akan berakhir? Dia pun sudah lelah merasakannya.
Diaduknya makanan di piring, perlahan menyuapkannya ke mulut. Meski siang ini Sofia merasa tidak lapar-lapar amat, tetapi ia ingat harus tetap makan. Kalau kata Nazam, jika dia sakit, nanti siapa yang akan memberinya kekuatan?
"Haih. Bahkan di saat aku merasa sedih pun, kalau ingat mas Nazam, semua seolah berubah menjadi sesuatu yang konyol. Dan aku ingin tertawa."