Hujan benar-benar turun malam ini. Namun, bukannya hawa menjadi sejuk, justru hawa terasa panas.
Maklum. Namanya juga ibu kota. Jika bukan karena AC, mungkin hawa akan terasa sekali panasnya.
Dan tambah terasa panas saja karena kondisi hati Ify sedang buruk bagai sedang terbakar api yang membara.
Dia duduk di tepi rangkang sambil menekuk kedua kakinya.
'Apa, sih maunya tua bangka itu? Setelah aku berikan apa yang dia mau, kenapa dia bersikap seperti itu? Sengaja banget mau membuat aku kesal, ya?' curiga Ify.
'Aku akan membalasnya, lihat saja!' sumpah Ify. Dia tak akan pernah mengingkari ucapan hatinya jika sudah bersumpah.
"Fy, tolong jangan pikirkan apa yang papa katakan tadi, ya. Ingat, kamu jangan banyak pikiran. Nanti mempengaruhi kesehatan kamu," saran Naran berusaha meredakan kekesalan istrinya. Meski wanita itu tak mengatakannya secara langsung, atau tak meluapkan amarahnya terang-terangan, ia tahu bahwa perasaannya terluka.
