Nazam menyipitkan mata. Menatap tajam menembus sepasang mata istrinya dalam. Namun, seberapa dalam menyelami mata cokelatnya, tak ia temukan apa pun di sana.
Hanya kebingungan yang ia dapat.
Sofia merebut kotak makan berisi potongan buah nanas itu, dan ia mengambil apel dalam kulkas. Segera menyeret Nazam kembali ke meja makan, sementara ia dengan sigap mengupaskan kulitnya dengan serius.
'Aih. Ada apa dengannya? Kok, serasa aneh banget, sih sikap Sofia,' batin Nazam masih mencoba menelisik apakah ada yang salah dari diri Sofia.
"Ini, Mas. Makan sampai habis, ya. Biar sehat." Sofia meletakkan piring di depan Nazam yang di dalamnya berisi potongan apel bersih tanpa kulit tanpa biji.
"Loh, kok malah bengong, sih? Ayo dimakan," titah Sofia lagi. Dia menarik tangan Nazam agar mau mengambil salah satu potongannua dari piring.
"O-oh, i-iya. Aku makan sekarang. Makasih, Sayang."