Entah apa yang merasuki Sofia, dia tak bisa lepas memandang suami tercinta. Bahkan room chat sudah heboh menunggu jawaban polosnya.
"Aku tahu aku tampan, tapi jangan segitunya juga. Kan, jadi tergoda imanku, Sayang."
Spontanitas mata Sofia melotot besar. Ia membuang muka tanpa mau menyahuti suami isengnya. Menegur boleh, tapi jangan sebegitunya juga. Sofia membatin.
Nazam melirik sambil tersenyum miring. Ah, andaikan dia sedang tak dikejar deadline, sudah pasti istrinya tak akan lolos begitu saja. Nazam akan menerkamnya.
'Dasar, menggemaskan sekali, sih.'
Ia kembali pada pekerjaannya, membiarkan sang istri untuk sekarang. Akan tetapi, hatinya sudah berjanji jika jam istirahat sudah tiba, ia akan melancarkan aksinya.
Sofia memejam mata, mencoba meredakan debaran hebat melanda. Pipinya yang terasa dibakar itu mulai bisa berkurang setelah mati-matian mengalihkan fokusnya ke hal lain. Kembali bergabung dalam room chat misalnya.