Sofia memeriksa apa saja isi dalam kulkas, selain ada sosis dan telur, sisanya hanya ada sayuran yang sudah agak layu.
Ia mengesah dalam. Menarik rambutnya yang menghalangi mata ke belakang telinga.
"Yaah, nggak ada apa pun buat kumasak selain ini. Belanja aja dulu kali, ya?" Ide cemerlang. Bibirnya menyungging lebar.
Sayangnya senyum itu langsung musnah ketika ingat dia tak pegang uang. Sofia meremas rambut kepala. Frustrasi.
"Owh, shit! Inilah alasan mengapa wanita harus tetap bekerja walau dia sudah menikah. Apa-apa susah. Iyewh!"
Menyerah, Sofia pun melepas remasan rambut yang semakin lama terasa sakit. Ia tak tahu harus bagaimana cara memecahkan masalah ini sekarang.
Di saat kepusingan melanda, Beno tiba. Dan Sofia yakin kakaknya yang usil ini akan membuat dia kesal lagi.
"Sofia."
"Stop!"
Baru saja akan bicara, Sofia mencegah Beno dengan mengacungkan jari telunjuknya tinggi-tinggi.
"Lagi bete, harap jangan ganggu!"