Sore hari telah tiba. Kedua orang tua Sofia semakin resah karena menantu mereka belum juga datang untuk menjemput istrinya.
Celaka kalau musuhan lama. Tambah dosa saja mereka.
Sofia masih pada pendiriannya. Ia akan sok jual mahal dan tak akan mudah terayu tergoda begitu saja andai laki-laki itu menghubunginya.
"Awas saja, aku tak akan selembek itu padamu, Mas!" janji Sofia. Tangannya meremas buku cerpen yang sedang dibaca. Kuat.
"Sofiaaa!"
Belum rampung kekesalan itu terlampiaskan pada bukunya, panggilan melengking khas sang bunda terdengar nyaring mengudara.
Refleks dia bangun, menyimpan buku itu sembarang tempat. Sofia tak tahu alasan mengapa ibunya berteriak di sore yang gersang ini.
"Ya, Bun. Kenapa?" sahutnya tak kalah kencang. Sofia gegas turun ke lantai bawah.
"Mama suamimu datang, nih." Ibunya tersenyum kala Sofia tiba.
Matanya tak mampu berkedip untuk beberapa waktu. Tubuhnya terpaku.
"M-Mama?" ucapnya tak percaya dengan kedatangan mertua yang baik hati. Sendiri.