Sudah terjatuh, tertimpa tangga pula.
Mungkin pribahasa ini cocok untuk menggambarkan kondisi perasaan Naran yang dibuat lebih hancur lagi oleh keputusan Desti yang inginkan hubungannya berakhir.
Bahkan tanpa memikirkan perasaan Naran yang telah lebur itu, Desti membawa lelaki penggantinya ke hadapan wajahnya.
Meskipun ujungnya dia meminta maaf padanya, pun dengan lelaki itu. Namun, mereka bisa bersama karena saling mencintai, dan bagi Naran itu bagus, jadi Desti tak harus mencintainya sendiri dalam hubungan pernikahan nanti.
"Baiklah, jika begitu keputusanmu, jika memang perpisahan ini akan menjadi awal bahagiamu, aku ikhlas, aku rela. Untuk hari-hari yang sudah berlalu, mungkin aku tidak melakukan banyak hal yang membahagiakan kamu. Aku minta maaf untuk itu. Sekarang kamu bebas pergi dengan siapa pun, asalkan bahagia, ya, paham?"