"Mas, aku masih heran. Kenapa kamu bisa kecelakaan di jalan itu? Emang Mas mau ke mana malam-malam, hm?"
Pertanyaan Sofia ini membuat Nazam tersedak bubur. Cepat-cepat dia meraih air di meja dan meneguknya rakus. Kenapa pula tiba-tiba istrinya bertanya demikian?
"Loh, hati-hati, Mas." Tangan cekatannya mengelap dagu dan mulut Nazam yang basah oleh air.
Tak menyadari jika suaminya kini tengah menatapnya dengan berjuta rasa sesal yang sangat besar.
Sekarang apa? Bagaimana Nazam harus menjawab pertanyaan yang melayang itu? Haruskah dia jujur? Sudah saatnya, kah?
'Tapi, bagaimana kalau dia sakit hati atau cemburu setelah mengetahui ke mana aku akan pergi? Tengah malam pula.'
Kebingungan itu merayap nakal di dinding hatinya. Dan tak mau berhenti menggelitik sampai terasa nyeri.