Di malam syahdu itu, dua insan dengan ikatan sah baik secara negara atau keagamaan, mereka kembali pergi ke puncak surga dunia. Bersama-sama melewati malam yang panas sebelum akhirnya tumbang, lalu terlelap usai sampai pada tujuan dengan kelelahan yang amat sangat.
Mereka terpejam, saling memeluk dalam gelapnya ruang.
***
Mentari sudah naik lumayan tinggi, tetapi Nazam dan Sofia masih terpejam di balik selimut. Kali ini posisi mereka sudah tak beraturan. Sudah tak lagi saling memeluk. Bahkan Sofia membelakangi Nazam.
Ponsel berkali-kali berdering, tetapi mereka layakanya manusia tuli yang masih haus akan balas dendam untuk lelehnya, yaitu masih ingin tidur.
Dering panjang yang entah ke berapa kali akhirnya membangunkan Nazam. Sambil menggaruk ceruk lehernya yang terasa gatal tanpa alasan, dan mata yang sebenarnya masih sangat lengket, Nazam meraih ponsel kepayahan di atas nakas. Melihat siapa yang menghubunginya dengan pandangan mata yang tak terlalu jelas.