Nayla duduk di depan rumah nya, malam ini hujan turun begitu lebat sekali, entahlah, ia juga tidak tahu kenapa akhir-akhir ini sering sekali hujan. Bahkan cuaca pun tak bisa untuk di prediksi dengan baik.
Ia menatap langit malam yang tak memiliki bintang itu, gelap gulita.
Tiba-tiba bayangan wajah Nanda yang tersenyum melintas di pikiran nya. Dengan cepat ia langsung menepis bayangan itu.
Seperti hujan, Nanda juga memiliki hal yang sama karena sering muncul di ingatan nya beberapa kali tanpa ia minta.
Malam ini belum terlalu larut, ia menunggu sang ibu yang pulang dari bekerja nya. Tak ada Alya atau siapapun itu. Hanya ia sendiri di rumah yang terbilang tak cukup besar itu.
Di depan gang sana, ia melihat seorang wanita yang duduk di atas kursi roda dengan menggunakan dress berwarna biru selutut.
Dan itu membuat ia langsung mengucek beberapa kali wajahnya itu untuk memastikan bahwa ia tak salah melihat.
Dan benar saja, beberapa kali mengucek tetap saja sama, sosok di depan gang sana adalah wanita yang mengenakan dress berwarna biru muda.
Ia kembali berpikir dengan baik tentang semuanya ini, apakah terjadi sesuatu pada wanita itu hingga ia ditinggalkan seorang diri di depan gang sana? Jika iya, maka sangat Tragis sekali nasib nya. Sudah lumpuh, dibiarkan kehujanan malam-malam begini, mana hujan nya lebat lagi.
Nayla bangkit dari posisi duduknya dan segera masuk ke dalam rumahnya itu untuk mengambil payung, ia berniat untuk menghampiri wanita yang sedang kehujanan itu.
Patung berwarna pelangi itu yang lumayan besar langsung di buka oleh Nayla ketiak sudah berada di depan rumahnya. Sedikit ragu untuk melangkah kesana tapi rasa kemanusiaan nya benar-benar memintanya untuk melakukan lebih dari ini.
Ia berjalan sambil menarik celana tidurnya itu agar air hujan tidak membasahi celana tersebut.
Kaki nya terus saja berjalan, kurang lebih sepuluh meter jarak antara dirinya dan juga wanita itu. Nayla sudah sangat bersemangat sekali saat ini untuk menghampiri wanita itu, sekedar ingin bertanya apa yang di lakukan disini atau mengajak wanita itu untuk berteduh di rumah nya sambil menunggu hujan reda, kebetulan saat ini ia sendang sendiri juga dirumah menunggu ibunya pulang. Siapa tahu mereka bisa menjadi teman setelah ini.
Silauan lampu yang menyorot matanya itu langsung membuat Nayla menutup matanya menggunakan tangan kanan. Hanya beberapa saat saja lampu itu menyorot matanya, karena motor itu berhenti tepat di hadapan Nayla.
Nayla menurunkan tangannya itu ketika tak lagi merasakan cahaya lampu menyoroti matanya.
"Mau kemana?" Tanya laki-laki tersebut sambil membuka helm full face nya.
Dan Nayla langsung bisa mengenali laki-laki itu ketika wajah yang tadi sempat bermain di ingatan nya itu berada tepat di hadapannya.
"Ngapain lo disini?" Bukannya menjawab Nayla malah balik Tanya.
"CK! Di tanyain malah balik nanya. Mau kemana sih hujan-hujanan gini huh?"
"Gue mau menghampiri cewek yang ada di san-" ucapan Nayla mengantung di udara tanpa di selesaikan karena melihat wanita yang tadi ia lihat itu kini tak lagi berada di sana.
"Kemana perginya?" Tanya Nayla,
Ia bergegas untuk pergi meninggalkan Nanda untuk memastikan lagi wanita kursi roda yang ia lihat.
Jika memang ia pergi maka wanita itu belum jauh dari tempat nya berada, karena mana mungkin kan wanita cacat seperti itu yang hanya mengandalkan kursi roda bisa pergi secepat kilat.
Tapi, ketika ia sudah sampai di tempat nya itu, ia sama sekali tak melihat tentang keberadaan wanita tersebut. Entah kemana perginya wanita itu saat ini.
Nanda turun dari motornya dan mengikuti kemana pergi nya Nayla itu.
"Ada apa sih Nay?" Tanya Nanda yang merasa sedikit aneh dengan Nayla malam ini.
Tapi pertanyaan itu jelas saja tak mendapatkan jawaban apapun, wanita itu hanya diam dan terus saja mencari kesana kemari.
"Kamu cari siapa? Cari hantu?" Lanjut Nanda lagi yang benar-benar heran Dengan Nayla ini.
Mendengar kata hantu itu sontak saja Nayla terperangah, apakah wanita yang ia lihat tadi duduk diatas kursi roda adalah hantu? Apakah iya seperti itu?
Ah, tidak! Mana mungkin wanita itu adalah hantu, jelas skai baju yang dikenakan oleh wanita itu basah dan ia bisa melihatnya sendiri, dan mana mungkin ada hantu pakai kursi roda. Memang nya alam gaib menyediakan kursi roda bagi mereka yang cacat? Aneh-aneh saja!
"Tadi ada cewek disini, gue liat dengan jelas kok dari rumah." Ucap Nayla memberikan jawaban pada Nanda.
Mendengar itu Nanda menyapu pandangan nya di seluruh pelosok gang tersebut. Tak ada sama sekali ia melihat ada wanita yang di maksud oleh Nayla ini.
"Mana? Nggak ada Nay, Lo halu ya?" Jawab Nanda ketika menyadari bahwa sudah pasti kalau Nayla ini sedang halu akibat di tinggal sendiri.
"CK! Enak banget Lo Bilang gue halu! Gue benar-benar liat tadi ada cewek disini loh Nan." Jawab Nayla yang tak terima dikatakan halu. Lagian kemana wanita itu?
Ini semua karena Nanda yang datang tiba-tiba hingga menyorot matanya dengan lampu motor tersebut.
"Lah, kalau Lo nggak halu buktinya apa? Mana cewek yang Lo maksud itu huh? Mana Nay?" Jawab Nanda.
Mata Nayla terus saja mencari kemana saja yang masih bisa terjangkau di matanya.
"Kemana perginya wanita itu?"
Pertanyaan itu terus saja membuat Nayla benar-benar sangat penasaran dengan sosok wanita tersebut. Pasalnya bukan ini kali pertama ia lihat ada wanita berkursi roda di depan gang nya ini. Tapi ini kali pertama ia ingin mendatangi wanita itu.
Apakah wanita itu adalah orang di daerah tempat nya tinggal? Tapi jika di lihat dengan pakaian nya tidak mungkin, pasti orang itu berasal dari keluarga kaya raya. Dan disini tidak ada orang kaya raya seperti wanita itu. Lagian jika ada yang kecelakaan dan cacat ia pasti tahu karena disini ia juga cukup bersosialisasi dengan baik.
"Udah ah, nggak usah banyak mikirin ini dan itu lagi deh. Ayo kita pergi Nay," ucap Nanda yang langsung menyeret tubuh Nayla itu untuk pulang kerumah.
Untung saja ia mengenakan jaket kulit pemberian Nadia dulu, jadi tubuhnya tak akan terkena hujan. Hanya celana nya saja yang basah karena Nayla tak ingin berbagi payung sejak tadi.
Nayla menganggukkan kepalanya dengan matanya terus saja mencari keberadaan wanita tersebut, berharap ia bisa melihat wanita itu Dan menunjukkan pada Nanda bahwa ia tidak halu seperti mana yang dikatakan oleh Nanda itu.
Mereka berjalan beriringan untuk kembali pulang ke rumah Nayla, tanpa mereka sadari ada sepasang mata Yang sejak tadi melihat mereka.