Posisinya hampir sama dengan wartawan yang tadi dilakukan. Reno duduk di kursi dengan tangan terikat ke belakang namun bibirnya disumpal lakban hitam. Setelah Aksel tiba di sana, ia membukanya secara paksa.
Rasanya pasti sangat menyakitkan ketika dipaksa seperti itu, raut wajahnya Reno sedikit meringis karena Aksel melepaskan lakban tersebut. Namun, ia pasti menyadari kesalahannya mengapa diperlakukan seperti itu oleh Aksel.
Aksel menarik kursi hingga membuatnya duduk di hadapan Reno.
"Apa tujuanmu melakukan itu semua?"
"Tidak ada."
"Kamu manusia yang memiliki otak, pasti sebelum melakukan sesuatu kamu memiliki pikiran bukan? Tidak mungkin hanya bertindak sembarang lalu memberikan uang Cuma-Cuma."
Saat itu Reno masih belum mengatakan apa-apa, ia hanya menunduk saja, tidak berani menatap Aksel yang ada di hadapannya.
"Dewangga yang menyuruhmu?"