Saat itu Aksel bangun dari tidurnya ia mengacak-acak rambutnya Anna seperti gemas sekali, namun Anna masih belum terlalu sadar, nyawanya belum terkumpul semua.
"Mandilah, Ann. Nanti setelah itu sarapan dan kita pergi ke dokter."
Seketika mata Anna membelalak, ia mengusap-usap matanya yang memang baru bangun tidur sekali.
"Kenapa? Kamu sakit ya?"
"Kamu harus diperiksa."
Bola mata Anna berputar dan menyadari jika Aksel sepertinya sudah membuka kotak yang ia taruh di meja kamarnya, ia tidak dapat menahan kesenangannya tersebut, Anna menahan senyum dan tangisnya, sebab Aksel tidak lagi marah padanya.
"Kamu sudah lihat itu?"
"Iya, saya sudah lihat ketiga alat tes kehamilannya, makanya tadi pagi saya ke sini."
"Ah maaf, merepotkanmu kalau sekarang mau periksa."
"Saya minta maaf, Anna."
Perlahan Anna menelan salivanya, ia tidak mneyangka Aksel akan meminta maaf padanya. Aksel termasuk orang yang sangat sukar sekali mengucapkan maaf pada orang lain.