"Saya tidak yakin kalau kamu baik-baik saja, buktinya pipi kamu saja memerah."
Benar saja, Anna tidak bisa mengelak karena pipinya memang memerah. Aksel selalu membuat jantung Anna berdegup tidak karuan, begitu pun dengan hatinya.
"Hanya pujian itu jangan sampai kamu terbang."
"Apaan sih, Aksel," jawab Anna masih malu-malu pada Aksel.
"Cepat selesaikan makananmu."
"Kenapa?"
"Saya mau banyak bertanya denganmu."
Anna sudah menduga pasti Aksel akan membahas masalah yang pagi tadi ia tanyakan, jantungnya kembali tidak karuan.
Sekarang, mereka sudah selesai makan malam bersama, tetapi Anna ingin berusaha kabur dan ingin mengelak agar Aksel tidak menanyakan banyak hal pada Anna.
"Anna, buatkan saya kopi, saya tunggu di ruang depan."
"Wah, habis deh kayaknya, aduh si Aksel mau ngapain sih ini," Anna terus menggumam sendiri seraya berjalan ke dapur untuk membuatkan kopi Aksel.