Sudah berkali-kali Anna menghela napasnya, ia sampai tidak sadar jika ada sepasang mata yang memperhatikannya lamat-lamat, di tengah remangnya cahaya kamar Aksel. Sengaja Anna menghidupkan lampunya seperti itu karena sudah tahu mana lampu yang disenangi oleh Aksel.
"Oh Aksel, kamu sudah sadar? Akhirnya," ucap Anna yang senang sekali dan merasa lega setelah Aksel bisa membuka kedua matanya.
Aksel masih diam saja, dan Anna lupa melepaskan pelukannya.
"Maaf, tadi karena-," ucapan Anna terputus-putus karena gugup mendapati Aksel tahu ia memleluknya begitu erat.
Namun tanpa disangka, Aksel malah bersemanyan pada posisinya yang semula, ia tidak berbicara sedikit pun. Anna pun menjadi heran, ada apa yang sebenarnya dengan Aksel.
"Kamu baik-baik saja kan Aksel?" tanya Anna sekali lagi karena ia ingin tahu Aksel benar-benar sadar atau hanya siuman sebentar saja.
"Tetaplah seperti ini dulu, Anna."
Suara khas Aksel yang terdengar sangat berat namun Anna menyukainya.
