Chereads / Susuk Kecantikan Perebut Suamiku / Chapter 3 - Sikap Yang Berubah

Chapter 3 - Sikap Yang Berubah

"Kenapa sikapnya mas Aaron semakin hari semakin berubah,"

"Dan tak mempedulikan aku lagi,"

"Aku harus bagaimana."

Vania bergumam sendiri dan berusaha menguatkan hatinya. "Sebenarnya siapa yang mengirim pesan padanya tempo hari itu."

Vania selesai membersihkan rumahnya kini bersiap untuk pergi keluar, demi kesehatan mentalnya. Toh masalah tak harus terus menerus di tangisi kan.

"Sudahlah biarkan saja mas Aaron melakukan hal semaunya, aku akan jalan-jalan ke mall."

Baru saja dirinya akan memasuki kendaraan miliknya, tetapi sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya.

"Icha, ... mengajakku jalan dan makan siang."

"Tidak biasanya dia menghubungiku di di waktu selain hari minggu."

"Baiklah kita ketemu di rumah makan X." balas dalam sebuah pesan Vania kepada Icha.

Vania melajukan mobilnya perlahan, menuju sebuah pusat perbelanjaan yang ada di kotanya, siang itu hari masih cerah, namun berbeda dengan suasana hatinya saat ini yang tak menentu.

Vania pergi ke unit salon langganannya yang berada di dalam stand mall, melakukan perawatan seluruh tubuhnya. Rasanya sudah lama sekali dirinya tak melakukan perawatan selama dirinya menikah, mungkin hanya beberapa kali saja dirinya melakukan perawatan, selama menikah dengan Aaron.

"Selamat datang datang di salon kecantikan, silahkan duduk bu." sapa ramah seorang karyawan.

"Silahkan dipilih bu, ini ada paket lengkap, dan ini yang satuan, silahkan ibu mau pilih yang mana?" jelasnya lagi pada Vania.

"Baiklah mbk, saya pilih yang paket lengkap saja."

Biarkan saja uangnya dalam tabungan habis, toh juga untuk merawat dirinya juga kan. Pikir Vania tak mau ambil pusing soal keuangan.

Vania melakukan perawatan hingga kurang lebih empat jam lamanya, dam selesai menjelang waktu siang.

"Iya hallo, iya Cha aku sudah jalan ini menuju tempat makan biasa." kala dirinya mendapatkan telepon dari Icha.

"Hai, aku di sini." Icha melambaikan tangannya ke arah Vania yang baru saja memasuki tempat makan cepat saji itu.

Sebelum Vania duduk, mereka telah saling menyapa dan beecipika cipiki dulu ala seorang sahabat pada umumnya.

"Duduklah, habis dari mana saja kamu."

"Biasalah perempuan, habis ngapain lagi jika bukan habis menghabiskan uang suami." tertawa kecil sambil memposisikan tubuhnya duduk di seberang Icha.

"Apa kamu sudah lama menungguku?" tanya Vania, pembicaraan mereka terhenti kala seorang pelayan datang dengan membawa buku menu.

"Silahkan bu,ingin memesan menu apa?" pelayan itu bertanya sambil menyerahkan buku menu didepan mereka.

Icha dan juga Vania menyebutkan pesanan mereka, dan pelayan itu kembali lagi setelah mencatat menu pesanan mereka.

"Apa kegiatan kamu selama di rumah?" tanya Icha sambil berbalas pesan dengan Aaron yang menjadi partner selingkuhannya.

"Apa lagi jika bukan menghabiskan uang suami,"

"Seperti misalnya?" tanya Icha ingin tahu.

"Jalan-jalan pergi ke mall, atau ke salon misalnya."

"Hemm bagaimana bisa, apa mas Aaron tak melarangmu?" tanya Icha menatap intens Vania, tersirat disana jika ia tak menyukai Vania yang lebih bahagia dibandingkan dengan dirinya ini.

"Dia tak pernah melarangku, jika yang aku lakukan masih dalam batas wajar."

"Bagaimana dengan anak-anak kamu, apa mereka baik-baik saja?"

"Ehmm iya tentu saja mereka baik-baik saja, aku bekerja sangat keras, untuk menghidupi mereka berdua."

"Kapan lagi mereka akan menemukan ayah baru?" tanya Vania asal.

Tak lama pelayan tadi kembali dengan membawa pesanan di nampan yang ada ditangannya.

"Silahkan dinikmati nyonya, jika ingin menambah lagi bisa pencet tombol ini, sebagai panggilan untuk kami."

"Ehmm iya terimakasih mbk." jawab Vania ramah pada pelayan itu, berbeda dengan muka sombong Icha.

"Sebentar lagi mungkin." Icha menjawab santai sambil meminum jus strawberry miliknya.

Vania tak jadi meminum jusnya, dirinya mendongak menatap wajah Icha.

"Benarkah kamu sudah dapat penggantinya."

"Iya, tapi iya begitu," ucap Icha masih menyiratkan tanda tanya.

"Lalu kapan kalian akan meresmikan hubungan kalian?"

"Nanti jika urusannya sudah beres."

"Memangnya dia bekerja dimana?"

"Dia membuka usahanya sendiri,"

"Wahh aku doakan semoga saja hubungan kalian secepatnya diresmikan."

Banyak hal yang mereka bicarakan, hingga waktu makan siang telah habis dan Icha harus kembali lagi ke kantornya. Banyak hal yang Icha tanyakan mengenai hubungan Vania dengan suaminya, tapi Vania masih menutupi kelakuan buruk suaminya yang suka bersikap kasar padanya.

"Aku akan kembali lagi ke kantor, karena ini sebentar lagi waktu istirahatku akan habis."

"Ehmm baiklah, sampai jumpa dilain waktu."

Mereka berpisah setelah makan siang itu, Icha kembali lagi ke kantor dengan mengendarai mobilnya, dan Vania kembali melanjutkan acara berbelanja.

Ketika dirinya melewati toko baju, di sana terdapat berbagai model baju tidur, dari mulai ukuran, warna dan bentuknya.

"Selamat siang nyonya, silahkan datang di toko kami." sapa pelayan itu ramah.

"Ehmm iya, saya akan melihat-lihat dulu iya mbk."

"Baik nyonya, silahkan."

Padahal tangan Vania sudah banyak paper bag yang ia tenteng ditangannya.

"Aku akan membeli ini satu, memberikan kejutan untuk mas Aaron." gumam Vania lirih sambil mengangkat salah satu lingerie seksi berwarna hitam.

"Ehmm mbk, ini aku ambil dua merah dan hitam, tolong ditotal iya."

"Baik nyonya," pelayan itu memberikan bill tagihan pada Vania, dan setelahnya dirinya pergi keluar dari gerai baju tidur itu.

*****

Malam hari, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, Icha menyiapkan makan malam sendiri, lalu duduk dimeja makan, dan menunggu kepulangan suaminya.

"Semoga saja mas Aaron tak pulang terlambat." gumamnya pelan.

Namun yang ditunggu malah datang ke rumah istri sirihnya, "Sayang, kenapa lama sekali datangnya, padahal aku sudah menunggu dari tadi."

"Ehmm iya maafkan aku, tadi aku sedang mengantri ini." sambil menunjukkan sesuatu di tangannya.

"Apa ini?" tanya Icha mengambil paper bag dari tangan Aaron, "Kau buka saja supaya tahu isinya."

Ketika di buka ternyata sebuah iPhone keluaran terbaru yang padahal iPhone itu di idam-idamkan oleh Vania istrinya.

"Hah, kau tahu saja apa yang aku inginkan, terimakasih sayang." ucap Icha girang sambil mencium pipi Aaron.

"Ehhmm apa kau tak berniat mengajakku masuk."

"Baiklah ayo masuk sayang, anak-anak sudah menunggumu dari tadi."

"Ehh tunggu dulu, tapi yang satunya ini isinya apa."

"Kenapa tak kau kasihkan padaku."

"Ini untuk anak-anak." jawab Aaron.

Icha sudah bercerai dengan suaminya dua tahun lalu, dan memiliki anak dengan suaminya terdahulu, dua orang putra.

Setelah ia menjadi janda, dirinya pontang panting mencari nafkah untuk anaknya saat itu, hingga bertemu dengan Vania teman SMA nya dulu, yang saat itu sedang bersama suaminya.

Karena merasa iba pada Vania, hingga meminta suaminya itu memberikan pekerjaan di kantor suaminya, yang kebetulan saja sekretarisnya sedang mengundurkan diri karena akan melahirkan. Hal itulah akhirnya surat lamarannya dipertimbangkan, toh Icha juga memiliki nilai yang bagus, sewaktu kuliah dulu, namun nasibnya saja yang kurang beruntung, mendapatkan suami tak bertanggung jawab.

Karena merasa iri dengan kebahagiaan Vania dan kekayaan yang dimiliki Vania dan suaminya, hingga timbullah niat tak baik, dirinya datang ke dukun menggunakan susuk kecantikan untuk memikat suami Vania.

dan

Bersambung