"Jangan bergerak atau kita akan jatuh bersama-sama," ucap Jonas dengan cepat.
Andrianna hanya bisa diam. Hanya saja, tubuhnya tanpa sengaja menegang. Dia hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan menunduk. Jika dia menoleh ke arah kiri, Andrianna bahkan bisa melihat dada bidang lelaki itu di balik kaos olah raganya yang ketat. Ini membuat wajah Andrianna terasa panas.
"Kita akan duduk di sana," ucap Jonas.
Jonas menunjuk ke arah bangku taman dengan dagunya. Jaraknya dari tempat mereka berdiri tadi memang tidak terlalu jauh. Sayangnya, Andrianna merasa bahwa waktu sudah berlalu dengan begitu cepat. Dia merasa gugup dan canggung. Benar-benar, sangat tidak berdaya karena hatinya tidak bisa diajak kerja sama.
"Apakah kakimu masih lemas?" tanya Jonas. Dia sudah menurunkan Andrianna.