Chapter 42 - 27 -A

Fabian tampak duduk di balkon kamarnya, dia terdiam sambil merenung. Ada banyak hal yang mengganggu pikirannya bahkan dia kini tidak tahu harus berbuat apa. Pikirannya terus melayang pada sosok Kenny, yang sekarang mungkin telah berada di langit kemudian tersenyum kepadanya. Tersenyum? Apakah benar Kenny benar-benar tersenyum kepadanya? Ataukah semua itu hanyalah imajinasi dari Fabian saja? Fabian tersenyum getir, kemudian dia mulai menundukkan wajahnya. Bahkan untuk sekadar menengadahkan wajahnya ke langit pun, rasanya Fabian tidak akan sanggup sama sekali.

"Kenny, aku benar, kan? Apa yang aku lakukan sudah benar, kan?" gumam Fabian lebih kepada dirinya sendiri.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS