"Sekali lagi kau lancang datang kesini, aku tidak akan segan-segan untuk langsung membunuhmu, Keyra. Jadi berhentilah bertingkah dan kembali ke tempatmu sebelum aku bertindak lebih mengerikan dari pada yang kau bayangkan sekalipun."
"Dan bukankah semua tindakanmu ini sudah tidak masuk akal? Aku manusia, Bi. Aku bukan binatang, apalagi seorang buronan polisi yang kabur yang pantas kau perlakukan seperti ini. Di perjanjian itu kau hanya menginginkan bayi dariku, lantas kenapa kau harus menyiksaku?"
"Diam! Diam kau, Jalang! Berhenti membantah atau aku akan semakin murka kepadamu!" bentak Fabian. Namun Keyra seolah tidak takut, matanya yang sudah basah karena air mata memandang Fabian dengan begitu lantang, dan Fabian seolah tidak rela kalau mata indah miliknya itu dibuat menangis oleh Keyra.
"Berhenti menangis,"
"Tidak,"
"Berhenti menangis, karena aku tidak akan pernah membiarkan kau melukai mata itu!" bentak Fabian. Keyra malah menangis, dan hal tersebut berhasil membuat Fabian semakin murka, menyeret tubuh Keyra sampai keluar dari ruangan itu, menutup ruangan itu dengan setengah membanting pintu, membuat Marvin, dan Gob yang kebetulan ada di sana tampak panik bukan main dan mendekati Fabian serta Keyra.
Keduanya tampak tercengang, bagaimana tidak, melihat Keyra dengan kondisi sangat mengenaskan juga bukanlah yang mereka inginkan sama sekali.
"Ingat, Keyra. Aku sudah banyak berkorban untuk semua ini, dan aku tidak ingin berkorban lagi. Apa yang aku lakukan sekarang, bahkan tidak sebanding dengan apa yang ayahmu lakukan kepadaku, camkan itu dan lekaslah menyingkir dari hadapanku. Sebab setiap kali aku melihat wajahmu dan matamu membuatku ingin merusak wajah busukmu itu, kau tahu!"
"Kau—"
Keyra hendak berbicara, tapi dengan cepat Gob membantu Keyra untuk segera pergi. Kemarahan Fabian bukanlah hal main-main dan Gob tahu betul apa yang sedang terjadi sekarang, dan membawa Keyra jauh dari Fabian adalah pilihan paling baik sekarang.
Kini, Fabian kembali masuk ke dalam ruangan itu, dan Marvin mengikuti langkah Fabian dengan sempurna. Marvin tampak mengusap wajahnya dengan kasar, rasanya jantungnya seolah berhenti berdetak karena apa yang telah dilakukan oleh Fabian tadi.