Esmee menggigit bibirnya. Kedua kakinya terbuka lebar sementara tangannya memegang bahu William. Sensasi menggelitik dari pusat kewanitaannya membuat Esmee merasa seperti dialiri listrik. Bulu kuduknya meremang dan seluruh inderanya kini hanya tertuju di satu titik seukuran biji jagung di dalam tubuhnya. Wajahnya memerah seperti tomat yang sedang ranum.
Ia dan William masih berdiri di balik pintu apartemen mereka dan belum berpindah ke kamar. William merapatkan tubuhnya. Jemarinya terus menggesek keluar masuk di dalam liang kewanitaan Esmee. Membuat bagian itu semakin basah oleh cairan kewanitaannya. Mata William menatap tajam wajah Esmee yang memerah.