Keesokan paginya di apartemen, Esmee menemukan William yang tergeletak di sofa putih yang ada di ruang tengah. Wajah William memerah dan dari mulutnya, Esmee bisa mencium aroma alcohol yang sangat kuat. Melihat hal itu, Esmee hanya bisa menelan ludahnya. Berarti tadi malam William keluar untuk mabuk-mabukkan.
Esmee menepuk kaki William yang sedang meringkuk di sofa dan berusaha untuk membangunkannya. "Will—"
William melenguh pelan menanggapi Esmee yang membangunkannya.
"Sebaiknya kau pindah ke kamar. Aku sudah mau berangkat," ujar Esmee.
"Jangan pedulikan aku. Berangkat saja," sahut William tanpa membuka matanya.
"Badanmu bisa sakit kalau kau tetap di sini," timpal Esmee.
Alih-alih beranjak dari sofa, William justru merubah posisinya jadi membelakangi Esmee. "Semoga harimu menyenangkan."