Mata Esmee membulat begitu Marie memberitahunya bahwa ia mungkin akan pergi ke Paris. "Kau sungguh-sungguh akan perg ke Paris?"
"Kau tidak percaya kalau aku akan pergi ke Paris?" Marie balik bertanya pada Esmee.
"Bukan begitu. Hanya saja–"
"Apa?"
"Siapa yang akan menjaga adikmu kalau kau pergi ke Paris? Apa dia akan ikut bersamamu?" Tanya Esmee.
"Saudara ibuku bersedia menampungnya. Jadi dia akan tinggal bersama mereka," jawab Marie. Ia tertawa pelan. "Untuk pertama kalinya aku bisa memikirkan diriku sendiri. Aku juga ingin seperti kau dan Sven yang berani memulai kehidupan di tempat baru. Ya, kau tahu apa yang selalu menahanku."
Esmee tersenyum simpul menanggapi ucapan Marie. "Ya, kau pantas mendapatkannya."
"Di tempat bibinya, adikku bisa belajar di sekolah seni untuk melatih bakatnya. Aku yang akan membiayainya agar suatu hari dia tidak perlu bergantung pada orang lain lagi," ujar Marie.