"Mak, gimana kalau Bapak tinggal di sini sama kita?" tanya Mira, pelan.
"Apa?!" Mata Murni membelalak, mulutnya menganga.
"Kamu jangan suka asal ngomong, Nak," imbuhnya lagi.
Mira mendesah. Dia memasang wajah serius, menatap ibunya dengan lekat. Dia sadar, luka di hati sang ibu sama banyaknya. Wanita itu mungkin masih butuh waktu untuk berdamai dengan lukanya.
"Aku mau ke kamar dulu, Mak. Capek banget," ujar Mira, tak melanjutkan pembicaraan tentang ayahnya.
Murni tercenung. Dia masih bingung dengan apa yang telah dikatakan oleh Mira. Betulkah dia yang mengatakannya? Benarkah Mira mengatakannya? Berulangkali Murni bertanya pada diri sendiri. Namun, tak bisa mendapatkan jawaban.
Ponsel Mira berdering. Pesan dari Santi, memintanya untuk datang ke pos ronda.
"Okey. Otw," balas Mira, lalu bergegas melangkah keluar kamar.
Murni bergeming saat Mira berpamitan. Pikirannya terbang entah ke mana, gara-gara Mira mengusulkan agar Kasto tinggal bersama mereka lagi.