Matanya merah dan sayu, seperti orang yang sedang ngantuk berat. Bicaranya ngelantur, dan dengan suara yang timbul tenggelam, terkadang kencang, terkadang pelan, dan nyaris tak terdengar.
Teguk demi teguk minuman keras terus membasahi kerongkongan mereka, hingga akal sehatnya menjadi hilang.
"Mira itu siapa, sih, Bos? Kayaknya Bos cinta banget sama dia," tanya salah satu temannya.
Bram yang sedang menenggak minumannya dari botol pun menoleh. Ditatapnya orang yang berbicara itu dengan tajam.
"Heh, Jalu. Elu kagak usah tahu, entar naksir. Gue nggak bakal biarin!" gertak Bram sambil menunjuk muka temannya yang dipanggil Jalu itu.
Jalu langsung terdiam, tak berani lagi membuka suara.
"Lu liat, nih! Nama dia gue bikin tatto," imbuh Bram sembari menunjukkan tatto berbentuk tulisan nama Mira di lengan kirinya.
Kedua teman Bram mendekatkan wajahnya pada lengan kiri laki-laki itu, kemudian menatap tatto bertuliskan nama Mira dengan pandangan nanar.