Tanisha segera menemui Aeera, setidaknya memberikan nasehat sekali lagi agar wanita itu menjadi lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi segala rintangan yang menghadang ini. Meskipun sudah terpatah parah.
Aeera berhamburan memeluknya, suaminya termangu duduk di sisi ranjang.
"Tan keluarga kalian juga memiliki koneksi orang orang penting kan, tolong bebaskan ibu mertuaku, tolong, aku mohon bebaskan mami, dia ibuku satu satunya, aku gak punya siapa-siapa lagi, aku mohon" permintaan pedih tersebut membuat Tanisha termangu sejenak lalu menggelengkan kepalanya dengan lembut.
"Setiap hati memiliki caranya sendiri untuk meluapkan lukanya, gak papa kamu adalah wanita yang kuat"
"Bukan itu Tan, tolong ibuku Tan"
"Sudahlah, berhenti kau sudah berjanji denganku sebelumnya untuk kuat apapun resiko yang terjadi,"
"Yah aku baik baik saja, aku janji aku kuat, tapi tolong bebaskan ibuku" Aeera mendesaknya, akhirnya air mata Tanisha gugur juga mengejar rahangnya.
