Semenjak menghadiri resepsi pernikahan kolega terpenting itu, sikap nyonya Afet berubah sembilan puluh sembilan persen terhadap sang menantu.
Belakangan dia lebih terlihat sangat dingin dan juga bersikap kaku, parasnya pun datar, tatapan tak sehangat dulu, Aeera merasa bukan lagi berhadapan dengan seorang mertua yang sebelumnya menyayanginya layaknya bak putrinya sendiri.
Dia tidak protes apapun hanya saja diam nya lebih menyiksa ketimbang dia berkoar koar sekalipun memaki Aeera, setidaknya Aeera mengerti apa kesalahannya sehingga membuat sang mertua bersikap seperti ini.