"Anda sedang nge prank saya tuan?"
Sangking keheranan bahkan sangat kagetnya ketika harga dirinya dibeli dengan jumlah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Siapalah dia hanyalah sekedar pemuda jalanan, berandal bahkan mungkin bisa disebut seperti gelandangan, namun mendapatkan tawaran seperti ini, bukankah sebuah mimpi? Sayangnya yang harus di pertaruhkan disini adalah perasaan serta harga dirinya sendiri.
Itu artinya sama saja dengan tuan muda Dravinda membeli hati, jiwa dan raga dirinya.
Tidak memiliki pilihan lain, apalagi di tengah kehidupan keras seperti ini, mau tidak mau tawaran demikian jelas pasti harus diterimanya, meskipun penuh dengan keraguan dan gejolak hati yang tidak sejalan, bagaimanapun juga dia seorang pria yang memiliki hati dan prinsip meskipun kali ini harganya telah kalah dihadapan manusia seperti makhluk mitologi kejam yang duduk angkuh dibangku tunggu?