Ros terjingkat kaget, sontak berhamburan turun dari ranjangnya ketika menyadari wanita itu berdiri di depan pintu kamarnya.
"Nona, anda kesini?" Ucapnya dengan wajah gelagapan serta kepala yang tertunduk.
Tanisha memangku tangan kedada, berdiri angkuh, lantas mata tajamnya mengitari sekitar, ruangan yang lumayan nyaman luas dan sekaligus megah untuk ukuran seorang pelayan seperti Ros.
Bahkan rumahnya sendiri di kampung belum tentu semegah dan semewah ini, apalagi yang kurang dari Dravinda mansion, gaji besar, kerja tidak di paksakan, tekanan kurang, leader pun baik dan ramah, di tambah sikap majikan yang begitu baik terhadap dirinya.
Tanisha bahkan sering memberikan dia bonus, seringkali memberinya pakaian dan juga baju baju baru.
Tapi semenjak tiga tahun belakangan ini, semenjak kehilangan sosok sang nona, Ros berubah drastis yang dulu ceria kini mendadak muram seakan mengungkungi beban yang begitu berat di pundaknya.