Vin menghela nafas terlebih dahulu, di tantangnya netra biru yang tengah menajam lekat dengan sorot memerah mengandung embun, dia meraih pergelangan tangan halus itu dengan kedua tangannya. Tanisha tergugu hingga gelagapan.
"Kenapa kau balik kesini?" Tanya Tanisha dalam nada yang dingin, kondisinya telah berpakaian rapi, jeans pres body berwarna hitam dengan atasan ruffle berwarna merah hati. Sementara rambutnya panjang yang berwarna coklat telah di kuncirnya dengan rapi. Anting-anting berlian mungil menggantung di kupingnya.
"Mau kemana?" Vin berbalik bertanya tak kalah dinginnya sorot mata tajam itu saat ini.
"Sudah ku bilang kan tadi siang?" Balasan Tanisha, Vin sontak menunduk sejenak, lalu tersenyum pahit dan kembali mendongak. Genggaman kedua telapak tangannya tak lepas dari pergelangan tangan Tanisha.
"Jangan pergi" ucap Vin kemudian. Dahi mulus Tanisha pun sontak berkerut.