Ragu ragu Vin membantah tuduhan sang ayah, lalu melirik kiri kekanan, rasanya jika bocah bocah kenes ini sampai mendengar pembicaraan orang dewasa seperti ini itu sedikit kurang baik bagi mereka.
Apalagi masalah kebejatan seseorang, nilai moral yang terganggu bisa saja merusak mental mereka.
"Vin juga gak tau pa, siapa pelakunya" jawab Vin kemudian.
Ketika mendapati anak anak selesai dengan santapan mereka, dan para asisten mulai membawanya keluar dari ruang makan, Vin mulai menggerakkan bibirnya untuk mengatakan hal apa yang telah di ketahuinya, terutama bertanya kepada sang adik beserta suaminya.
"Kau tau apa yang di lakukan Vivi selama aku gak ada Tin?" Vin langsung menembak sang adik, Tin tergerinyit lantas mengangguk.
"Kemarin kami mendatangi kantornya, yah dia mengakui semua ini memang perbuatannya, dan soal dari mananya dia dapatin buktinya dari memory card Ardu yang selama ini kita cari cari Vin" jelas Tin. Seketika dahi Vin pun berkerut