Jantungnya kian berdebar kencang, dadanya tampak kembang kempis, meskipun begitu Tanisha nekat untuk mendekat. Mencoba melambaikan tangan di depan matanya, pria itu benar benar sudah terlarut dalam mimpi yang entah apa isinya.
Tanisha sendiri juga tidak kepo sama sekali, yang dia tau wajah tampan itu masih saja seperti dulu, tidur saja dia terlihat seperti sosok hangat yang di penuhi oleh jiwa yang polos, akan lebih tentram rasanya hati ketika dia dalam mode memejamkan mata seperti ini, bernafas teratur, wajahnya semakin rupawan, bagi seorang Tanisha saat tertampan suaminya adalah ketika dia tertidur seperti ini, dan itu dulu.
Tanisha menyelana heran mendapati kondisi lelapnya pria itu, dia masih mengenakan stelan jas yang lengkap serta sepatu yang mengkilat, sepertinya dia benar benar kecapean sampai tidak sempat mengganti pakaian dulu maupun hanya sekedar membuka sepatunya.