"Owh gak kok kak, gak ada masalah apa-apa, aku hanya merasa kehilangan aja, soalnya kakak perginya sampai gak pamit gitu" kilahnya.
"Baiklah dek, sekarang aku lagi sibuk, mohon maaf nanti kita bicara lagi yah, bye" Altan begitu saja mematikan panggilannya, lalu menghembuskan nafas dengan kasarnya, tubuhnya tersandar di kursi kebanggaannya. Dia memejamkan mata. Laporan anak buahnya beberapa saat lalu menorehkan luka tak berdarah yang sangat keji menerjang tanpa ampun, Altan sendiri tidak menyadari dari mana datangnya belati itu, kenapa hujamannya sangat tepat, dia berhasil tertusuk namun tidak berbekas, sungguh pintarnya cara mereka menikam sampai separah ini, hati Altan sekarat namun tubuhnya masih berdiri dengan kokoh.
"Laporan bos, saya melihat nona bersama tuan muda Vin, menginap di bungalow!"
"Apa yang kamu saksikan? Apa Vivi mengakui dirinya?"
"Mohon maaf sebelumnya bos, nona sepertinya telah kalah dengan hatinya, nona dan tuan Vin sepertinya telah bermalam bersama"