Tatapan pekat itu berlangsung cukup lama, Vin tak hentinya membelai rambut sang istri, lalu turun kepipi mulusnya, sesekali wanita itu tampak memejamkan mata sembari tersenyum.
"Kau merasa nyaman?" Akhirnya bibir Vin tergerak untuk bicara bertanya yang sebenarnya dia sendiri sudah tau jawabannya dari sikap yang Tanisha tampakkan malam ini.
Tanisha menggapai telapak tangan yang tertangkup dipipinya, lantas mengecupnya, lalu mengangguk senyuman tak lepas dari bibirnya.
Namun jangan kira detak jantung kembali normal seperti biasanya, justru semakin mengheboh, sampai berkali-kali dia mencoba menghela nafas, sangat kentara lewat dadanya yang mulai naik turun. Namun sebisanya Tanisha menyamarkan apa yang hatinya rasakan saat ini.
"Kau siapa?" Vin kembali melontarkan kata kata, bahkan tanpa sungkan maupun takut kalau dia akan berubah pikiran.