Vin termangu, Vivi lagi dan lagi mengeluarkan jurus perkataannya yang teramat menyakitkan, bagi pendengarnya. Sekalipun itu adalah bagi seorang tuan muda Dravinda yang selama ini sangat terkenal cuek setiap apa yang dia lontarkan.
"Ok, baiklah aku akan pergi, tapi kau harus ingat satu hal, hubungan darah dan air itu berbeda, kau harus ingat itu, dan suatu saat nanti kau pasti akan mengerti maksudku, mommy Syahidah meratapi nasibnya dari sana, dengan kelakuan mu yang seperti ini" balas Vin, tatapannya mendatar dan mendingin.
Sementara Vivi semakin geram, semakin menggerutuk hingga kedua matanya memerah, namun pria itu pergi menyelonong begitu saja membawa gurat tegasnya.
"Kau berani menyebut nama ibuku, kau tidak berhak menyebut namanya, terlalu suci nama itu di panggil oleh mulut iblis sepertimu" protes mulut keras Vivi sementara pria itu telah menghilang dari hadapannya.
Vin mengencangkan laju kendaraannya, sembari menghubungi sang asisten