Tuan muda Dravinda banyak mendapatkan pelajaran berharga setelah dirinya melangkah keluar dari sebuah tempat di mana anak anak anak yang kurang beruntung di asuh dan dititipkan. Panti asuhan Setia Kasih, berpuluh puluh tahun yang lalu sudah seperti bagian dari Dravinda, setiap sebulan sekali terpantang untuk tidak mengunjunginya, entah itu Vin sendiri maupun sang ayah maupun perwakilan mereka.
Setelah memasuki kendaraan Vin langsung tancap gas menuju kediamannya, baru pukul 16 sore, masih ada waktu setidaknya dua jam kedepan sebelum maghrib menjelang, Vin berniat menjemput sang keponakan untuk berjalan jalan hari ini bersama si kembar Gaga dan Caca.
"Tin... Tin... Tin..." Vin berteriak menyahut nama sang adik di ruang tengah,
"Apa sih Vin?" Tin menyahuti sembari membawa tumpukan pakaian kotor di tangannya, wajah Vin sontak memerah mendapati hal demikian.
"Sudah ku bilang, berhentilah ngebabu di rumah ini, kau bukan babu, paham" bentaknya, Tin tergugu.