Vin terus menerus menekannya dengan buas meskipun Vivi sudah nyaris ilang nafas, sampai akhirnya kedua tinju mungilnya yang tengah menggendang gendang di dada Vin terhenti, dia melunak, mata tajamnya terpejam, Vin baru melepaskan, lalu tersenyum di hadapannya, Monster tampan tidak pernah berubah selalu suka memaksakan kehendaknya, pikir Vivi sambil mengatur nafasnya yang sudah terengah-engah.
"Brengsek hah.. hah.." dia kembali berwajah bengis meskipun dadanya sesak sampai kembang kempis, Vin kembali brutal melumat jelly kenyal merah muda favoritnya, Vivi meronta ronta kembali menggendang gendang kali ini di punggung Vin yang lebar.
"Ummh... Umph.. umph..." Sebelum melunak kembali Vin pantang menyerah, seketika Vivi sirap darah, spontan membalas lebih ganas, hingga saling bertukar saliva sampai tak terelakkan.