Enam bulan telah terlewati, perut Tanisha tentunya semakin membesar, sekarang kesedihan mulai sedikit mereda dari raut wajahnya, meskipun secara batin belum sepenuhnya pulih setidaknya dia mau melanjutkan hidup demi bayinya, jeritannya berkurang entah benar benar berkurang atau memang terteguk kedalam, atau mungkin telah bosan meratapi apa yang telah terjadi.
Entahlah yang jelas sekarang Tanisha lebih kuat dan juga tegar, Altan lumayan lebih bisa berlega hati meskipun samar samar.
Tanisha tersenyum haru sampai menitikkan air matanya, ketika melihat dua calon bayi di dalam kandungnya lewat USG dokter.
Tanisha bahkan tidak menyangka kalau dirinya tengah mengandung bayi kembar, dan lagi lagi dia terbayang dengan sang suami, memiliki bayi kembar salah satu keinginan Vin waktu itu, meskipun pria itu mengutarakan hanya lewat candaan semata.
"Gak, gak boleh lagi lemah, gak boleh ingat lagi dia, fokus sama kesehatan bayiku yah" tekadnya di batin, diapun menyeka air mata.
