Setelah benar benar siap untuk bercerita, barulah kembali bibir merah Vivi tergerak, meskipun air mata masih menggenang di kedua pelupuk matanya.
"Apa mereka anaknya Vin?" Tanya Arkandra, wanita setengah baya itu menggenggam tangan sang anak. Ibu Asih mengerinyit harap cemas. Vivi mengangguk lambat.
"Ya, mereka anaknya, sebenarnya waktu di Istanbul, ketika Tan tidak bisa mengutarakan hal yang membuat Tan tetap bertahan meskipun Vin sudah sangat keterlaluan, alasannya adalah mereka mom" baik ibu Asih maupun Arkandra terperangah kaget dengan mata yang membelalang.
"Apa kamu udah ketemu dengan Vin sebelum datang kesini?" Tanya ibu Asih. Dia mengangguk perlahan lahan.
"Apa Vin sudah mengetahui kalau mereka anaknya?" Arkandra pun menimpali pertanyaannya, Tanisha menggeleng sendu.
"Dia tidak boleh mengetahuinya, begitupun dengan mereka"