Bunda Manika menitikkan air mata, banyak titik terberat di dalam hidupnya selama ini, rasanya wanita muda dan cantik yang kini berada di hadapannya lebih pahit bahkan lebih menderita ketimbang dirinya dulu, apakah ini salah satu bagian dari karma sang ayah yang terpaksa dijalani oleh putrinya sendiri?
"Panggil saya Bunda Manika, semua anak anak memanggil saya begitu, bukan hanya Rud, Tin, Anton, Annita, bahkan Vin pun memanggil saya demikian, kalian semua anak saya, saya kehilangan satu anak dan mungkin dia adalah kakak kamu, saya sudah lama berbesar hati atas perlakuan Abrar Dhanda, saya tidak lagi menyimpan rasa sakit itu" tuturnya. Vivi memeluknya airmata kian derasnya turun tak sanggup di berhentikan.
Bukan hanya mereka tuan muda Dravinda sendiri pun tergepoh gepoh kembali menuju kendaraannya, setelah mendengar semua jawaban yang di utarakan Vivi kepada wanita setengah abad yang merupakan ibu kandung dari Rud itu.