Vivi bersimbah air mata setelah salah satu anak buahnya melaporkan, sebuah kebenaran yang sangat menyakitkan perihal masalalu.
Puas rasanya menangisi hal yang sebenarnya sudah tidak perlu untuk di tangisi lagi, hal yang paling perlu dilakukan saat ini adalah memperbaiki meskipun itu mustahil. Meskipun harus membongkar jati dirinya di hadapan seseorang yang berkaitan. Kendaraan level Raksasa Vivi melaju di jalan raya yang senggang.
"Aku sebaiknya ziarah dulu" gumamnya, air mata di sekanya. Wajah tegasnya tampak merona sendu hari ini.
Di perjalanan dia memberhentikan mobilnya di sebuah toko bunga, Vivi membeli dua ikat bunga mawar putih untuk di bawanya berziarah hari ini.
Tak berselang lama mobilnya terparkir di parkiran sebuah tempat pemakaman mewah, hanya kasta tertentu saja yang di kubur di tempat ini termasuk keluarga Vivi sendiri.