Tin berhamburan mengejar ketiga anak itu, yang mana kini ketiganya serempak menangis keras sambil terisak isak.
"Kenapa sayang?" Tanya Tin lembut. Kedua matanya tampak berputar mengelilingi kondisi sekitar yang sudah centang parenang, berantakan beling berserakan di mana-mana.
Arvin berhamburan memeluk dirinya, hingga sesegukan di dadanya menyembunyikan kepalanya.
"Maaf mama..." Lirih bibir mungil itu.
Sementara si kembar masih meraung sejadinya jadinya. Rud pun seketika memasuki ruangan.
"Ada apa? Kenapa mereka Tin?" Tanyanya. Gurat Rud sangat terlihat panik, dia berhamburan memeluk si kembar, hingga mengusap usap punggung mereka.
Sementara Kinara tengah tidak berada dirumah di ajak ke mall oleh nyonya Faresta, sementara tuan Arlan sendiri tengah ada urusan di luar.
Untungnya Rud dan Tin kebetulan pulang kerumah setelah bekerja cukup separuh hari.
Para pengasuh anak anak itu baru saja memasuki ruangan..
Arina tertegun, mendapati pigura yang telah pecah berkeping-keping.