Di ruangan kerjanya Anton mengangkat telepon yang sedari tadi berdering memekak telinganya saja.
"Hallo... Ok baiklah" dia kembali menutup telepon itu.
Lalu mendesah dengan sangat kasarnya. Tersandar di kursi kebanggaannya sambil berfikir.
"Bagaimana aku bisa datang kesana, Annita bisa lahiran kapan saja, aku gak mau ambil resiko, Vin mau gak yah? Ahh pernikahannya kan? Bulan depan? Mana tau nanti disana dia menemukan tempat bulan madu yang tepat" Anton manggut manggut, lantas berdiri.
Berhamburan menuju ruangan CEO, menerobos masuk begitu saja untungnya pria itu masih dalam metode kesadaran penuh, tidak menyelana seperti hari hari berlalu.
Hanya sedikit tersentak atas kehadiran wakilnya tersebut.
"Bagaimana dengan proposal yang diajukan GG land?" Vin langsung menyodorkan pertanyaannya.
"Udah aku follow up, sayangnya mereka ngirimin asistennya buat presentasi,yang namanya Vivi tetap saja gak muncul" Anton menjawabnya dengan nada yang sedikit kesal. Vin terkekeh lirih.